Minggu, 02 Januari 2011

MOTIVASI BELAJAR RENDAH DAN TIDAK SIAP BELAJAR DI RUMAH

MOTIVASI BELAJAR RENDAH DAN TIDAK SIAP BELAJAR DI RUMAH







KELOMPOK 5
KELAS 2 D
Satriyo medi sampurno
Triastuti yulianingsih
Wenim kristiana


Pendidikan guru sekolah dasar
Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas nusantara pgri Kediri
2010-2011
Bab I
1. MOTIVASI BELAJAR RENDAH
A. Konsep motivasi belajar
Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan.
Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya.
Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya.
B. Factor-faktor penyebab
Apa saja, sih, faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya?
Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:
• Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
• Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
• Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
• Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
• Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.




C. Stimulus motivasi belajar
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
 Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
 Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
D. Tips-tips meningkatkan motivasi belajar
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.

Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:
1) Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.
Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.
Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi.




2) Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.

3) Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.

4) Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

5) Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahkan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

"Resep sukses: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap." --William A. Ward

Bab II
2. TIDAK SIAP BELAJAR DI RUMAH
A. Konsep tidak siap belajar
Mengingat karakter pada anak sd kelas rendah yang berbeda-beda antara murid satu dengan murid yang lain. Ada yang cenderung pintar, ada yang cerdas, ada yang biasa saja atau sedang-sedang, ada yang agak malas dan ada yang kurang bersemangat. Nah, di dalam proses pembelajaran, tentunya mereka juga mempunyai masing-masing sifat yang berbeda pula. Terkadang siap belajar terkadang juga tidak siap belajar. Itu semua mungkin pernah dialami para siswa baik yang pintar maupun yang kurang pintar.
Misalnya: Ani adalah anak yang rajin.ia selalu mendapat peringkat pertama pada kelasnya. Teman-temannya selalu senang dengan ani. Tetapi dilain waktu saat ani menginjak kelas 3 sd. Orang tua ani bercerai. Itu membuat kondisi mental/psikis ani down. Ia jadi sering murung dan jarang belajar. Bahkan setiap ada PR dia jarang sekali mengerjakannya (tidak siap belajar).

B. Faktor-factor penyebab
1) Intrinsik (dari dalam)
a. Orang tua yang tidak memperhatikan sekolah anaknya.
b. Orang tua berpendidikan rendah
c. Masalah yang dihadapi orang tua misalnya PHK, bangkrut, perceraian dan lain-lain.
d. Kondisi psikis anak yang butuh refreshing.
e. Sikap anak yang acuh terhadap pelajaran disekolah (menganggap remeh).
f. Anak yang terbiasa malas belajar.
2) Ekstrinsik (dari luar)
a. Lingkungan yang bising.
b. Pergaulan anak menyebabkan dia hanya bermain saja.
c. Banyak pekerjaan dirumah misalnya ada pengajian, tahlilan dll yang membuat mereka idak bias mengerjakan PRnya.
d. Tertidur karena terlalu capek juga bisa membuat anak lupa mengerjakan PR.
Kedua factor tersebut mengakibatkan siswa malas untuk mempersiakan pelajaran atau tidat belajar sama sekali.
C. Upaya menyelesaikan
Sebaiknya, orang yang lebih tepat agar anak selalu semangat dan siap dalam pembelajaran adalah orang tua. Karena lingkungan yang paling banyak diterima siswa sd kelas rendah adalah di rumah.
1) Orang tua harus menjadi motivator bagi anaknya.
2) Anak juga harus selalu dibimbing setiap hari agar mau belajar.
3) Seringnya bertanya orang tua kepada anaknya “apa ada PR, apa PRnya sudah dikerjakan?”
4) Orang tua juga harus selalu ikut belajar (mengawasi). Jika anak tidak bisa orang tua bisa membantu menyelesaikan (bisa memberi contoh langsung atau mengajarinya).











Daftar pustaka
http://www.anneahira.com/motivasi/index.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar